*** inu aminullah *** inu aminullah *** inu aminullah *** inu aminullah *** inu aminullah *** inu aminullah *** inu aminullah ***

28/02/2010

Finding My Pearl

Sebuah mutiara... Tak pernah ada yang mengacuhkan nilainya. Putih, bersih, kuat, dan indah. Wajar kalau harganya sangatlah mahal. Tapi yang membuatnya mahal bukanlah seluruh kebaikan tersebut. Mutiara menjadi sangat mahal karena dialah simbol sebuah perjuangan. Perjuangan tulus yang sangat kuat. Dimulai dari kelahirannya, sampai dia berada di leher seorang rupawan.

Mutiara lahir dari perjuangan cangkang kerang yang sebenarnya menyakiti dirinya. Sebutir pasir yang masuk ke dalam tubuhnya, dan itu sangat menyakitkan. Sang kerang harus mengeluarkan begitu banyak air mata untuk membungkus butir kecil itu di dalam perutnya. Perjuangan yang harus dilakukan berhari-hari, hingga tanpa sadar... Kerang itu pun akrab dengan rasa sakit yang dialaminya tiap saat.

Dan... Jreeenggg... Tiba-tiba pasir itu pun sudah lenyap dari tubuhnya. Yang ada hanyalah butiran putih yang berkilau. Ya! Itulah buah kesabaran dan keteguhan hati sang kerang. Mutiara yang indah!

Tapi cerita perjuangan ini belum berakhir. Di dunia lain, seorang anak manusia mempertaruhkan satu-satunya nyawa yang dimilikinya untuk menyelam ke dasar laut yang terdalam untuk mendapatkan bongkahan indah tersebut.

Ya! Untuk mendapatkan yang terindah, harus juga mempertaruhkan segala daya dan upaya yang paling maksimal. Dan itulah mengapa aku memanggilmu dengan sebutan mutiara.